Lupi Purnomosari

Gw neh secara fisik, termasuk yg golongan menengah kebawah (waks..gubraxx!!) Tinggi: 163 cm (masak meter..), berat: 60 kg (buset dah...) Pakai jilbab, muslimah geto loh.. tapi bukan jilbab yg bener, jilbab yg rusak (wadoww.. ampunin gw yaa..) Kulit sawo mateng (cenderung kematengan..), suku jawa (bokap jogja, nyokap madura.. nah lho!!) Dulu waktu SMA gw pake bracket, tapi sekarang udah lepas, udah rada bagusan tuh jadinya gigi gw..

Tuesday, October 10, 2006

Berkaca dari film2 Iran


Merhatiin ga kalo selama Ramadhan, one of our TV channel plays Iranian films??
Pasti engga dee... kebanyakan nonton sinetron Indonesia yg ga bermutu itu kaaannn??
Atau nonton siaran menjelang saur/buka yang isinya kuis & presenternya pada teriak2 itu kaaannn??

Anyway, gw mau bahas film2 Iran itu. All in all sebetulnya mereka bercerita tentang daily life, real life, sometimes happy ending but sometimes sad...
Kebanyakan kisah bercerita seputar kehidupan anak2.
Tau sendiri kan kehidupan anak-anak itu seperti apa?
Anak-anak itu selalu berbahagia dalam kondisi apapun.
Kita memang harus belajar banyak kepada anak-anak bagaimana seharusnya mensyukuri hidup & kehidupan.

Minggu kemarin, gw liat film Iran yang bercerita tentang gadis cilik yang kebingungan, dihadapkan 2 pilihan: mengasuh adiknya yg masih bayi & mengikuti ujian.
Adik lelakinya yang lainnya juga masih kecil, orangtuanya pun tidak ada (kalau engga salah ada di hospital dee..)
Digambarkan perjalanan anak ini mencari nenek, bibi, tetangga or whoever yg bersedia mengasuh adiknya hanya selama 1 jam ujian.
Eventually - karena tidak ada yang bersedia mengasuh - si adik tetap dibawa ke sekolah, dibuatkan ayunan di pohon sekolah, lalu ayunan tsb diikatkan tali panjang sampai kelas si anak sebagai 'alat' pengayun jarak jauh... Very touching story.

Gw dulu pernah liat film serupa tentang anak jalanan, judulnya: daun di atas bantal, pemainnya mbak christine hakim. Keren juga tuh film, ambil setting di jogja. Bercerita ttg how struggling anak2 jalanan ini menghadapi tekanan hidup saat ini.
Sayangnya jarang yang bikin film2 beginian...
Kalo enggak romance picisan, ya film hantu2an/setan2an...
Lha wong uripe beda2 alam kok mas... masih aja difilmin...
Duh gusti... pantes negara ini gak maju2...

Saking hepinya gw liat Iran's movies, gw kirim email ke Arash (temen gw SEANLP, nah loh... bingung ga tuh apaan SEANLP?? kapan2 deh gw ceritain...), just for sharing my opinion, trus doi komentar gene neh...

"the quality of our movies have dramatically upgraded after revolution, in the last 28 years. Nowadays Iranian movies are most of the time among the final candidate list of prize winners in many international festivals around the globe. However, and sadly, translating the wordings from one language to another inevitably decrease the impact of messages that actors are conveying in every moment of the movie. But anyways, I feel happy that even a translated persian movie could touch your heart".

Apa kita perlu suatu revolusi untuk bisa buat film2 yang lebih manusiawi, down to earth dan berkualitas?
Kan udah tahun '98 kemaren... cape''' dee...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home